Rabu, 13 Agustus 2014

Embriologi Manusia Menurut Al'Quran

Pengetahuan ilmiah tergantung pada kemajuan informasi. Kita hanya dapat mengetahui ketika hal itu sudah diteliti. Untuk melakukan penelitian, maka diperlukan juga perangkat teknologi dan informasi yang memadai.

Misalnya, berapa banyak yang dapat kita ketahui tentang kosmologi jika kita tidak memiliki teleskop yang canggih dan ilmu dalam bidang astronomi? Bagaimana mungkin kita dapat mengeahui tentang proses pembentukan bumi tanpa alat canggih yang mampu mengukurnya? Bagaimana mungkin kita tahu tentang proses perkembangan embrio manusia tanpa alat-alat kedokteran yang canggih? Jadi semua ini bergantung pada kemajuan teknologi yang ada pada zaman tertentu.

Sekarang, bagaimana jika ada sebuah kitab kuno berusia 1.400 tahun, dan kitab ini dapat mengungkapkan fakta-fakta ilmiah yang baru saja ditemukan para ilmuwan? Mungkin pada zaman sekarang kita baru mengetahuinya, tapi tidak mungkin ada orang yang tahu tentang hal itu pada masa 1.400 tahun yang lalu. 

Maka tentu hal ini menimbulkan pertanyaan. Dari mana informasi tersebut berasal? Bagaimana mungkin di dalam sebuah kitab yang sangat kuno terdapat pengetahuan yang begitu modern? Dan kita tahu bahwa Al-Qur'an merupakan sebuah mukjizat untuk sepanjang zaman.

Pada tulisan sebelumnya, kita telah membahas mukjizat tata bahasa Al-qur'an. Bagi orang-orang Arab pada zaman nabi Muhammad, struktur tata bahasa Al-Qur'an merupakan mukjizat. Mereka  cukup mendengarkan Al-Qur'an dan langsung memeluk Islam. Mereka tahu bahwa tidak ada manusia yang mampu menandingi Al-Qur'an.

Tapi kita bukan orang Arab. Jadi mukjizat tata bahasa Al-Qur'an tidak terlalu membuat kita terpesona. Karena sesuatu yang kita anggap penting pada masa sekarang belum tentu merupakan sesuatu yang orang-orang Arab anggap penting 1.400 tahun yang lalu. Dan orang-orang Arab begitu mementingkan puisi dan bahasa. Mereka begitu bangga dengan kemampuan bahasa mereka.

Tapi pada masa sekarang, kita begitu bangga dengan ilmu pengetahuan. Pencapaian ilmu pengetahuan merupakan salah satu keunggulan peradaban Barat. 

Bahkan universitas tempat kita belajar diatur berdasarkan pola lembaga Barat. Bahasa Inggris adalah Franco Lingua, bahasa internasional dan merupakan bahasa yang digunakan dalam karya-karya ilmiah. 

Sekarang, kita akan membahas beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang telah terbukti sejalan dengan pengetahuan ilmiah modern.

Sebelum kita membahasnya, saya ingin memberitahu bahwa Al-Qur'an bukanlah sebuah kitab ilmiah. Al-Qur'an adalah sebuah kitab petunjuk. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: 


"Alif laam miim. Dzalikal kitabu la raybafi hudallil muttakin."
(Alif laam miim. Ini adalah kitab yang tanpa ada keraguan di dalamnya dan merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.)

Jadi Al-Qur'an pada dasarnya merupakan sebuah kitab petunjuk yang mengajarkan kita tentang Allah. Hal-hal yang diajarkan dalam Al-Qur'an diantaranya adalah:

  1. Bahwa hanya ada satu Tuhan yang layak disembah dan Muhammad S.A.W. adalah utusan-Nya.
  2. Al-Qur'an mengajarkan bagaimana cara menjalin hubungan antar sesama manusia.
  3. Al-Qur'an mengisahkan tentang kisah dari orang-orang beriman terdahulu sehingga kehidupan mereka dapat menjadi suri tauladan yang baik bagi kita.
  4. Al-Qur'an memperingatkan kita dari orang-orang yang melanggar perintah Tuhan.
  5. Al-Qur'an memperingatkan tentang apa yang akan terjadi pada orang-orang yang tidak beriman.
  6. Al-Qur'an adalah kitab hukum yang menjadi pedoman bagi manusia.

Jadi Al-Qur'an bukan sebuah kitab ilmu pengetahuan, tetapi merupakan kitab petunjuk yang diwahyukan Allah. Karena Allah-lah yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya, maka kitab yang berasal dari-Nya harus konsisten dengan fakta-fakta ilmiah.

Jadi saya telah memilih ayat-ayat Al-Qur'an yang menakjubkan. Dan saya ingat ketika pertama kali membaca Al-Qur'an, salah satu hal yang membuat saya kagum adalah tidak adanya kisah-kisah khayalan yang kemungkinan besar tertulis di dalam sebuah kitab kuno berusia 1.400 tahun. Bahkan saya menemukan fakta-fakta ilmiah yang mengejutkan di dalam Al-Qur'an.

Salah satu fakta ilmiah di dalam Al-Qur'an adalah ayat yang menceritakan tentang perkembangan janin manusia. Jika kita melihat apa keadaan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad S.A.W., maka anda akan sangat yakin bahwa Al-Qur'an memang firman Tuhan. Karena sebuah karya yang dibuat oleh manusia pastinya mencerminkan gagasan-gagasan yang lazim pada zaman itu. Jika Muhammad S.A.W. yang mengarang-ngarang Al-Qur'an, pasti dia akan mengambil gagasan orang-orang pada zaman itu.

Misalnya teori Aristoteles. Aristoteles adalah salah satu orang pertama yang melakukan penyelidikan ilmiah dan berteori tentang asal-usul kehidupan manusia. Dan teorinya telah dicatat dalam sejarah. Tapi teorinya terbukti salah. Dia berteori bahwa sperma laki-laki bertindak sebagai semacam lem untuk menggumpalkan darah menstruasi wanita. Dan dari pembentukan darah menstruasi wanita, maka embrio manusia terbentuk.

Dia berterori seperti itu karena menurut pengamatannya, ketika perempuan hamil, maka periode menstruasi bulanannya berhenti. Karena periode menstruasinya berhenti, maka darah menstruasi menggumpal dalam rangka membentuk janin manusia. Tentu saja di zaman sekarang, kita tahu bahwa teori Aristoteles salah.

Bahkan di akhir abad ke-18, seorang pria yang bernama Hartsoeker mengaku telah melihat sperma berbagai binatang melalui mikroskop kunonya. Dan di dalam sperma, dia mengaku bisa melihat ada seorang bayi kecil yang sedang meringkuk. Demikian pula ia mengaku bahwa di dalam sperma jerapah ia bisa melihat ada jerapah kecil di dalamnya dengan leher yang panjang, dan di dalam sperma kelinci ada kelinci kecil yang sedang tertidur, dan sebagainya. Teori ini dikenal sebagai teori praformasi. Tentu saja pada zaman modern kita tahu bahwa teori itu salah. Bahkan bagi kita di zaman modern seperti sekarang, teori-teori mereka membuat kita tertawa.

Dan itulah teori-teori yang banyak berkembang pada abad ke-18. Baru pada abad ke-19, para ilmuwan mulai mengetahui tahap-tahap perkembangan embrio manusia dengan akurat. Sekarang yang ingin kita periksa adalah: Apa yang Al-Qur'an firmankan? Jika Al-Qur'an itu dikarang oleh Nabi Muhammad, maka tentunya akan mencerminkan teori bodoh pada zamannya.

Jadi mari kita baca surat ke-23 dari Al-Qur'an, ayat 12 sampai 14. Bunyinya adalah sebagai berikut: 

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.  Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
(Q.S. Al-Mu'minuun:12-14)

Dalam surat Al-Mu’minuun ayat 12, ini membicarakan tentang penciptaan Nabi Adam A.S. Allah mengambil tanah liat dari berbagai tempat di muka bumi, kemudian Allah membentuk tanah liat ini menjadi manusia dan dia memberikan ruh kepadanya sehingga Adam A.S. pun tercipta. Dan dari tulang rusuk Nabi Adam, terciptalah Hawa.

Yang menarik adalah kata bahasa Arab untuk menjelaskan air mani dalam ayat di atas adalahnutfa. Dan Nabi S.A.W. bersabda bahwa nutfa berarti tetesan kecil yang dikeluarkan  laki-laki dan perempuan. Dalam hadist, Nabi juga menyebutkan bahwa nutfa tercampur. Jadi nutfa yang merupakan tetesan air mani dan sel telur telur, keduanya tercampur. Jadi Nabi menyebutkan bahwa manusia berasal dari pria dan wanita . Ini sudah bertentangan dengan teori-teori yang lazim pada zaman itu.

Kemudian tempat yang kokoh (rahim) dalam bahasa arabnya adalah alaq. Kata alaq memiliki tiga makna, yaitu sebuah benda yang melekat, gumpalan darah, dan benda seperti lintah. Bahkan ketiga hal ini secara akurat menggambarkan tahap pertama perkembangan embrio manusia. Setelah pembuahan telur, sebuah blastosis berkembang, yang eksterior vili nya memang melekat erat pada uterus di dalam rahim. Dan kemudian dia berubah menyerupai objek seperti lintah. 
Kesamaan ini benar-benar luar biasa, tidak hanya dalam penampilan tetapi juga dalam sifatnya, karena lintah mengambil darah dari inangnya, begitu juga tahap alaq mengambil nutrisi dan darah dari si ibu. 

Jadi kata alaq menggambarkan dengan tepat perkembangan pertama embrio manusia. Tidak mungkin seorang manusia bisa mengetahui hal-hal ini pada masa 1.400 tahun yang lalu, karena tahap perkembangan embrio hanya dapat diamati dengan mikroskop yang canggih. Namun penjelasan yang disebutkan dalam Al-Qur'an begitu akurat. 

Kemudian disebutkan bahwa tahap alaq berkembang menjadi tahap mudra yang berarti seperti sepotong daging yang dikunyah. Nabi Muhammad S.A.W., juga bersabda bahwa pada tahap mudra ini ada sebagian yang sudah terbentuk dan sebagian lagi belum terbentuk. Dan jika anda lihat pada tahap ini, memang janin manusia tampak persis seperti sepotong daging yang dikunyah.

Kemudian disebutkan bahwa tulang mendahului perkembangan daging. Jadi tulang terlebih dahulu terbentuk dan kemudian  daging membalutnya, dan jangka waktu antara pertumbuhan tulang dan daging berdekatan. Ini sangat menarik karena kata yang digunakan Al-Qur'an adalah kata yang menunjukkan kecepatan: suatu hal yang diikuti oleh hal lainnya dalam jangka waktu yang berdekatan. Ini sangat menakjubkan karena struktur dari kata-kata di dalam Al-Qur’an sesuai dengan tahap-tahap perkembangan embrio manusia. 

Dan kemudian Nabi Muhammad S.A.W. bersabda: 

“Ketika empat puluh dua malam telah berlalu, kemudian Allah mengirimkan seorang malaikat untuk membentuk telinga, mata, kulit, daging, tulang dan kemudian dia berkata: 'Ya Tuhan, apakah anak ini dijadikan laki-laki atau perempuan?' Dan Tuhanmu memutuskan apa yang Dia inginkan dan kemudian malaikat mencatatnya."

Ini merupakan fakta. Para dokter tidak bisa menentukan jenis kelamin janin sampai hari ke-40. Bagaimana mungkin informasi ini diketahui seseorang yang hidup di gurun 1.400 tahun yang lalu?

Kemudian kita akan lanjut membahas fakta-fakta ilmiah berikutnya. Dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan. Berikut ini ayatnya:

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (Q.S. Az-Zumar:6)

Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari ayat itu. Untuk kalimat "Dia menciptakan kamu dari diri yang satu, kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu." Ini harus dijelaskan dengan ilmu biologi kedokteran reproduksi manusia. Sel telur yang baru dibuahi oleh sperma akan membentuk sel tunggal ("diri yang satu") yang dalam ilmu kedokteran disebut sebagai ZIGOT. Kemudian antara 12 hingga 20 jam setelah pembuahan, zigot akan membelah menjadi dua ("Dia jadikan pasangannya"). Sambil membelah dan membelah lagi, zigot juga bergerak melintasi tuba falopi, menuju rahim. Zigot akan terus membelah membentuk bola padat sebesar ujung jarum pentul. Pada tahapan ini,ilmu kedokteran menyebutnya sebagai MORULA, yang terdiri atas 16 sel ("delapan pasang binatang ternak"), yang kemudian membelah lagi menjadi 32 sel. Istilah "hewan ternak" itu terjemahan yang tidak tepat, sebenarnya itu mengacu pada "sesuatu yang hidup dan berkembang biak".

Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga kegelapan). Al-Qur'an menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Tahap-tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.

Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk.

Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

Setelah membaca penjelasan di atas, tentu kita semua menyadari bahwa Nabi Muhammad S.A.W. memang seorang Rasul Allah, karena tidak mungkin orang yang hidup pada masa 1.400 tahun yang lalu, mengetahui semua informasi menakjubkan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar