Al-Kautsar
[108]:1
Sungguh,
Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
Sudah cukup jelas dan nampak semua yang ada di langit dan bumi yang indah
ini adalah ciptaan Allah SWT.Tak cukup sampai disini allah swt berkarya dan memberikan
sekaligus membuktikan ke Esaan-nya.Allah swt memberikan kehidupan pada kita
termasuk berjuta – juta fasilitas di dalamnya,,,Coba seandainya kita hitung
dari awal kita lahir kedunia hingga sekarang berapa kenikmatankah yang sudah
kita rasakan??? Kita masih menggunakan mata yang bisa melihat
keindahan-keindahan alam sekitar,kita masih menggunakan telinga yang kiranya
masih cukup penting dalam hal komunikasi dan informasi,kita masih menggunakan
mulut kita untuk makan dan berbicara,kita masih menggunakan tangan untuk
melakukan ratusan bahkan jutaan kali aktifitas seharinya,kita masih menggunakan
kaki untuk melewati dan mengantarkan
kita ketempat yang kita tuju dan inginkan,,dan sangat banyak sekali kenikmatan-kenikmatan
Allah swt yang kiranya sangat sulit sekali seandainya disebutkan satu persatu.
Ar-rahman[55]:65
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Sebelum kita lahir kedunia, Allah swt sudah merencanakan segala sesuatunya.Termasuk
rezekinya,jodohnya,kebahagiaannya,kematiannya.Namun hal ini bukan untuk menjadi
acuan buat kita.Semuanya bergantung pada diri kita sejauh mana kita
bersabar,berikhtiar,dan mensyukuri apa yang sudah kita dapat.
Diantara kenikmatan-kenikmatan yang allah swt
berikan kepada kita seharusnya dapat menjadikan kita lebih bertaqwa dan lebih
dekat lagi dengan allah swt.Karena selama ini manusia tidak sadar bahkan lupa
dari mana dia berasal,siapa yang selama ini memberikan kehidupan,siapa yang
selama ini memberikan rezeki.Kita tidak perlu membayar dan mengganti apa yang sudah
didapatkan dan dinikmati oleh kita,karena itupun tidak mungkin bisa kita laksanakan.kita hanya cukup
bersyukur aja kepada Allah swt dengan cara belajar memaksimalkan beribadah
kepadanya.
Ibadah
kita kepada-Nya semata-mata berpangkal dari kesadaran kita sendiri, yakni
kesadaran tentang keharusan untuk bersyukur kepada-Nya karena telah memberi
kita begitu banyak nikmat. Rasulullah pernah ditanya sahabatnya, mengapa beliau
shalat sunat di malam hari (qiyamullail) sampai kakinya bengkak-bengkak.
Bukankah beliau sudah diampuni segala dosanya yang akan datang, bukankah beliau
sudah dijamin masuk surga? Jadi, buat apa beliau susah-susah memperbanyak
ibadah? Beliau menjawab, ''Tidak bolehkah aku bersyukur?'' Jawaban beliau ini
untuk menjelaskan bahwa tujuan ibadah bukan semata-mata untuk mengharap
surga-Nya, atau agar terhindar dari neraka-Nya. Namun, lebih dari itu, ibadah
adalah ekspresi rasa syukur kita kepada Allah atas semua nikmat pemberian-Nya.
Mungkin kita bisa coba belajar dengan cara berikut ini :
Mungkin kita bisa coba belajar dengan cara berikut ini :
Allah SWT sendiri tidak suka kepada
manusia-manusia yang enggan bersyukur. Dalam sebuah hadis qudsi, Dia berkata,
''Siapa yang tidak mau bersyukur atas nikmat pemberian-Ku, dan tidak mau
bersabar atas cobaan-Ku, maka silakan saja ia keluar dari kolong langit-Ku dan
silakan ia cari tuhan selain Aku!'
Fenomena saat ini yang sering kita jumpai di
kalangan masyarakat,kita lebih enjoy dan sangat menikmati indahnya kehidupan
duniawi.kita sangat sibuk dengan urusan pekerjaan kantor,urusan bisnis,urusan
keluaraga, dsb.sehingga yang lebih ekstrim lagi kita sering meninggalkan
kewajiban-kewajiban kita,kita sering meninggalkan hak-hak ibadah kepada Allah
swt.disini sudah membuktikan bahwa manusia didunia masih banyak yang lupa dan
enggan bersyukur kepada Allah swt.Kita harus hati-hati dan perlu ingat saat
Kebahagiaan,kenikmatan,harta kekayaan yang selama ini masih bisa kita nikmati
suatu saat bisa Allah swt ambil.
Ibrahim[14]:7
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
Disisni Allah secara tidak langsung sudah
memberikan penawaran kepada kita,apakah kita sudah puas dengan nikmat yang
sudah didapatkan??? Sesungguhnya seandainya kita bersyukur maka masih sangat
banyak kenikmatan-kenikmatan yang belum Allah swt turunkan kepada kita,Allah
swt sedang mencoba,sedang menguji,sejauh mana hamba-hambanya bersyukur dari
semua yang telah diberikan kepadanya,dan bisa jadi kebanyakan orang sangat
sulit mendapatkan kemudahan dalam mencari rezekinya,selalu diberi
kesusahan-kesusahan,karena mungkin bersumber dari hal yang sepele karena kita
enggan bersyukur dan lupa akan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah swt.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah
swt. Secara ringkas, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
1.
Mensyukuri
dengan hati, dengan mengakui, mengimani dan meyakini
Bahawa kenikmatan ini datangnya dari Allah SWT
semata.
2.
Mensyukuri
dengan lisan, dengan memperbanyak ucapan Alhamdulillah (segala
puji milik Allah) Wasysyukru Lillah (dan segala bentuk
syukur juga milik Allah).
3.
Mensyukuri dengan perbuatan..Mempergunakan segala
bentuk kenikmatan Allah untuk menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah
wajib maupun sunnah.
4.
Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah dengan
cara menghindari, menjauhi dan meninggalkan segala bentuk larangan Allah, baik
larangan yang haram maupun yang makruh.
Syukur dengan hati, lisan dan perbuatan ini hendaklah terefleksi dan
tercermin pada setiap momentum yang bersifat zhahir, bahkan yang tersamar
sekalipun. Contoh cerminan sikap mensyukuri nikmat Allah yang tampak secara
lahir ini dapat dilihat dalam sikap Nabi Sulaiman AS, saat ia mendapati
singgasana Balqis telah ada di sampingnya dalam sekejap mata. Saat itu Nabi
Sulaiman langsung berkata, "Ini adalah anugerah Allah. Dia bermaksud
mengujiku, adakah aku bersyukur ataukah aku kufur." (QS An-Naml: 40)
Juga tampak dari sikap Raja Dzulqarnain yang sukses membangun radm (semacam
benteng) untuk menghalau serbuan Ya'juj Ma'juj. Setelah sukses besar yang luar
biasa ini, ia tidak menisbatkan prestasi spektakulernya itu kepada dirinya,
akan tetapi menisbatkannya kepada Allah. Ia berkata, "Ini adalah rahmat
dari Tuhanku." (QS Al-Kahfi: 98)
Sikap yang sebaliknya ditunjukkan oleh Qarun. Saat ia ditanya oleh kaumnya
tentang kejayaan perniagaannya, ia tidak mensyukuri kejayaan itu kepada Allah.
Dengan penuh 'ujub, sombong dantakabbur ia berkata,
"Semua ini aku dapatkan semata-mata karena ilmuku, kepintaranku,
kepiawaianku" (QS Al-Qashash: 78). Kerana itulah ia diazab Allah.
Sikap yang sebaliknya ditunjukkan oleh
Qarun. Saat ia ditanya oleh kaumnya tentang kejayaan perniagaannya, ia tidak
mensyukuri kejayaan itu kepada Allah. Dengan penuh 'ujub, sombong dantakabbur ia berkata, "Semua ini aku
dapatkan semata-mata karena ilmuku, kepintaranku, kepiawaianku" (QS
Al-Qashash: 78). Kerana itulah ia diazab Allah.
Wallahualam bi sowab.....
( Rochmana )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar