Sering
kita memandangi langit yang indah dengan semburat sinar matahari di pagi hari.
Ia bagaikan kanvas biru yang terhampar luas dengan guratan cat putih lapisan
awan. Kita juga suka menikmati malam purnama dengan pendaran sinar rembulan
yang menerangi ufuk. Cahayanya menancapkan ketenangan tidak menyilaukan, tidak
pula memudarkan keindahan.
Selain
keindahan dan kekokohan langit yang luas tanpa retak itu, pernahkah kita
merenungkan bahwa tempat yang berjarak 500 tahun perjalanan dari muka bumi itu
adalah sebuah negeri dimana makhluk-makhluk mulia tinggal. Ya, di sanalah
tempatnya para malaikat.
Allah ﷻ menciptakan malaikat dari cahaya. Cahaya apa? Tidak
dijelaskan rincian tentang hal ini dan kita tidak dibebani syariat untuk
mencari tahu tentang hal itu. Ibunda Aisyah menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada
kalian (tanah).” (HR. Muslim no. 2996)
Dan jumlah
mereka sangatlah banyak. Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا
فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا
لِلَّهِ
“Tidak ada
satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan
dahinya, bersujud kepada Allah.” (HR. Ahmad No. 21516).
Di antara
hal yang disaksikan Rasululullah ﷺ saat isra mi’raj adalah
فَرُفِعَ
لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ
المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا
لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
“Kemudian
ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Aku pun bertanya kepada Jibril, beliau
menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di
dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu
menjadi kesempatan terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari 3207 dan Muslim 164).
Artinya
jumlah malaikat itu sangatlah banyak. Lebih banyak dari jumlah manusia. Dan
sejumlah besar malaikat itu dipimpin oleh Malaikat Jibril ‘alaihissalam.
Keistimewaan
Para Malaikat
Sebelum
bertutur tentang Jibril, sejenak kita simak beberapa malaikat yang dipimpin
oleh Jibril. Kita rangsang nalar kita dengan mengenal keagungan penciptaan
mereka sebelum kita berbicara tentang yang paling istimewa di antara mereka.
Karena terkadang nalar kita yang lemah ini tidak bisa langsung meloncat
membayangkan dan mentadabburi sesuatu yang paling istimewa sebelum dikenalkan
dengan hal-hal yang istimewa di bawahnya.
Alquran
dan sunnah menyebutkan beberapa malaikat yang hendaknya dikenal oleh kaum
muslimin. Jibril, Mikail, Israfil, Malaikat Maut, Munkar dan Nakir, Raqib dan
Atid, Ridwan dan Malik. Merekalah malaikat-malaikat yang tidak lalai dari apa
yang Allah perintahkan, tidak pula mereka memaksiati Tuhannya.
Para
malaikat adalah makhluk yang terbuat dari cahaya yang Allah ciptakan dengan
sayap-sayap. Allah ﷻ berfirman,
الْحَمْدُ
لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي
أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ
إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS. Fathir: 1).
Di antara
malaikat yang dipimpin oleh Jibril adalah malaikat pemikul arasy. Pemikul
ciptaan Allah ﷻ yang terbesar. Rasulullah ﷺ bersabda:
أُذِنَ
لِىْ أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللهِ مِنْ حمَلَةِ الْعَرْشِ
مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إلَى عَاتِقِهِ مَسِيْرَةُ سَبْعِمِائَةِ سَنَةٍ.
“Aku
diidzinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul arasy,
yaitu antara daging telinga (tempat anting. pen) dengan pundaknya sejauh tujuh
ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Dawud no 4727).
Salah satu
dari pemikul arasy itu adalah Israfil sang peniup Sangkakala. Tahukah Anda
besarnya Sangkakala itu? Diameternya adalah antara langit dan bumi. Sedangkan
jarak langit dan bumi adalah 500 tahun perjalan dengan kuda yang tercepat.
Dari
al-Abbas bin Abdul Muthallib, Rasulullah ﷺ bersabda,
هَلْ
تَدْرُوْنَ كَمْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ؟ قُلْنَا: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ
أَعْلَمُ. قَالَ: بَيْنَهُمَا مَسِيْرَةٍ خَمْسَمِائَة سَنَة…
“Apakah
kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?” Kami (para sahabat) menjawab,
“Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Jarak langit
dan bumi adalah perjalanan 500 tahun…” (HR. Abu Dawud dan selainnya).
Allahu
Akbar! Bayangkan! Betapa agungnya penciptaan malaikat pemikul arasy. Itulah
salah satu malaikat yang begitu besar dan Jibril adalah pemimpinnya.
Malaikat
lainnya adalah Malaikat Malik, penjaga neraka. Pernahkah Anda mendengar hadits
tentang sifat fisik penduduk neraka? Penduduk neraka adalah orang-orang yang
Allah besarkan fisik mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا
بَيْنَ مَنْكِبِي الكَافِرِ فِي النَّارِ مَسِيْرَةٌ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ
لِلرَّاكِبِ المُسْرِعُ
“Jarak
antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka sejauh perjalanan 3 hari
yang ditempuh penunggang kuda yang larinya cepat.” (HR. Bukhari 6551 dan Muslim
2852).
Allah
besarkan jisim mereka agar adzab yang mereka derita lebih maksimal dan lebih
terasa di setiap lekuk dan jengkal tubuhnya. Kalau penduduk neraka sebesar itu,
lalu bagaimana dengan Malaikat Malik, penjaga neraka. Malaikat yang ditakuti
oleh para kriminal dan pendosa penghuni Jahannam itu. Suatu ketika, kelak
penduduk neraka meminta kepada Malik agar menyampaikan kepada Allah supaya
mereka dimatikan saja. Karena tidak tahan dengan pedihnya derita adzab.
وَنَادَوْا
يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ
“Mereka
berseru: “Hai Malik biarlah Rabbmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu
akan tetap tinggal (hidup di neraka ini selama-lamanya)”. (QS. Az-Zukhruf: 77).
Lalu
bagaimana pula hebatnya Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa? Malaikat
yang tunggal ini mampu mencabut nyawa manusia di segala penjuru dunia, di ujung
timur dan barat, dalam waktu serentak. Dalam detik yang sama. Dan dia sama
sekali tidak pernah lalai dalam melakukannya. Ia tidak pernah terlambat
mengeksekusi manusia. Tidak juga terlalu cepat. Semua ia lakukan dengan presisi
dan akurasi waktu yang luar biasa tepatnya.
Ya ilahi..
ya Rabbi.. rasa-rasanya imajinasi kami terlalu uzur untuk membayangkan agungnya
penciptaan para malaikat-Mu. Pemuja akal dan logika pun begitu lemah berhadapan
dengan nash-nash ini. Sehingga menolaknya mereka jadikan solusi untuk menutupi
kelemahan itu.
Sifat
Fisik Jibril
Berbicara
tentang Jibril tentu akan semakin membuktikan ketidak-berdayaan logika manusia.
Allah ﷻ mengabarkan bahwa para
malaikat ada yang memiliki dua sayap, tiga, empat, atau lebih. Sedangkan akal
manusia hanya mampu menggambarkan mereka dengan dua sayap saja, di kiri dan di
kanan. Bagaimana kalau tiga sayap? Bagaimana kalau empat? Apatah lagi 600 sayap
seperti Jibril. Rasulullah ﷺ bersabda,
Dari Ibnu
Mas’ud radhialahu ‘anhu,
رَأَى
مُحَمَّدٌ ﷺ جِبْرِيْلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ قَدْ
سَدَّ الأُفُق
“Muhammad ﷺ melihat Jibril (dalam wujud aslinya pen.). Ia memiliki
600 sayap yang menutupi langit.” (HR. An-Nasa-i).
Ibunda
Aisyah radhiallahu ‘anha pernah bertanya kepada kekasihnya,
Rasulullah ﷺ tentang dua ayat di dalam
Alquran. Yakni ayat dalam surat:
وَلَقَدْ
رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ
“Dan
sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.” (QS. At-Takwir:
23).
Dan surat:
وَلَقَدْ
رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ عِنْدَهَا جَنَّةُ
الْمَأْوَىٰ
“Dan
sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada
waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat
tinggal.” (QS. An-Najm: 13-15).
Rasulullah
ﷺ menjawab, “Itulah Jibril yang tidak pernah kulihat ia
dalam wujud aslinya. Kecuali pada dua kesempatan itu saja. Aku melihatnya turun
dari langit, dimana tubuhnya yang besar memenuhi ruang antara langit dan bumi.”
(HR. Muslim, No. 177).
“Rasulullah
ﷺ melihat Jibril dengan bentuk aslinya. Dia memiliki enam
ratus sayap. Setiap satu sayapnya dapat menutupi ufuk. Dari sayapnya berjatuhan
mutiara dan yaqut dengan beragam warna.” (HR. Ahmad No. 460).
Penghulu
Malaikat dan Penyampai Wahyu
Maha suci
Allah yang telah menjadikan pertemuan antara malaikat terbaik dan manusia
terbaik sebagai pembawa syariat-Nya. Adakah kepalsuan yang datang dari Dia yang
Maha Benar, kemudian disampaikan kepada malaikatnya yang al-amin untuk
diwahyukan kepada al-amin dari anak Adam?
Allah Ta’ala mensifati Malaikat Jibril dengan
firman-Nya,
إِنَّهُ
لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ﴿١٩﴾ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ﴿٢٠﴾مُطَاعٍ
ثَمَّ أَمِينٍ
“Sesungguhnya
Alquran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi
Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi
dipercaya.” (QS. at-Takwir: 19-21).
Juga
firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala,
عَلَّمَهُ
شَدِيدُ الْقُوَىٰ﴿٥﴾ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
“Yang
diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang
cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (QS. an-Najm:
5-6).
Itulah
kemuliaan Alquran. Malaikat yang paling mulia adalah yang paling layak
mengemban amanah wahyu-Nya dan manusia yang paling mulia adalah yang paling
layak menerimanya.
Di dalam
Shahih Bukhari juga disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda: “Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia
memanggil Jibril dan berfirman bahwasannya Allah mencintai fulan maka cintailah
fulan, dan Jibrilpun mencintainya. Kemudia Jibril pun mengumumkan kepada
penghuni langit, bahwasannya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia, dan para
penghuni langit pun mencintai fulan. Kemudian dikabulkanlah permohonannya di
dunia.” (HR. Bukhari).
Ketika
Jibril menyeru kepada para malaikat untuk mencintai seorang hamba, maka seluruh
malaikat penghuni langit akan tunduk kepadanya. Karena dialah Jibril sang
pemimpin Israfil yang perkasa dan pemimpin Malik Khazin neraka. Dialah Jibril
pemimpin malaikat maut yang taat. Dia pula pemimpin Mikail, Ridwan, Raqib, Atid
dan selainnya.
Bersambung
insya Allah…
Sumber:
– al-Asyqar, Umar bin Sulaiman. 1995. Alam al-Malaikah al-Abrar. Dar
an-Nafa-is.
– Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 1433 H. Syarhu Riyadhush Shalihin. Riyadh:
Madar al-Wathan li an-Nasyr.
Oleh Nurfitri Hadi
(@nfhadi07)
kisahmuslim.com / herytaryana.blogspot.com